Kronologi Polemik WhatsApp Hingga Ramai Ajakan Ganti Telegram 

Kronologi Polemik WhatsApp Hingga Ramai Ajakan Ganti Telegram 

CELOTEH RIAU--Aplikasi pesan WhatsApp menuai kritik dari sejumlah penggunanya. Hal itu terjadi setelah WhatsApp menerbitkan kebijakan privasi baru yang bakal mengumpulkan sejumlah data pribadi milik penggunanya dan bisa dibagi kepada Facebook.


Pemberitahuan disampaikan disampaikan lewat notifikasi yang muncul di aplikasi layanan pesan instan itu kepada pengguna. Tanpa menyatakan setuju dengan perubahan kebijakan privasi dan persyaratan layanan, pengguna tak bisa mengakses Whatsapp.

Pembaruan meliputi bagaimana pihak WhatsApp memproses data pengguna, bagaimana bisnis dapat mengakses layanan di Facebook untuk menyimpan dan mengelola obrolan WhatsApp, dan bagaimana WhatsApp akan segera bermitra dengan Facebook untuk menawarkan integrasi yang lebih dalam di semua produk perusahaan.

Kebijakan untuk berbagi data dengan Facebook akan mulai dilakukan pada 8 Februari 2021. Jika tak setuju dengan pembaruan itu, pengguna tak bisa lagi menggunakan layanan. Pemberitahuan Whatsapp kali ini merupakan tindak lanjut dari perubahan kebijakan layanan pesan instan itu yang diumumkan Juli 2020.


Kebijakan WhatsApp membagi data kepada Facebook bukan hal yang aneh. WhatsApp merupakan bagian dari Facebook setelah dibeli pada 2014 senilai US$16 miliar atau Rp190 triliun berdasarkan kurs saat ini.

Berdasarkan laman resmi, data yang dikumpulkan mencakup informasi seperti model perangkat keras, informasi sistem operasi, level baterai, kekuatan sinyal, versi aplikasi, informasi browser, jaringan seluler, informasi koneksi (termasuk nomor telepon, operator seluler atau ISP), serta bahasa dan zona waktu.

Kemudian, data yang dikumpulkan adalah alamat IP, informasi operasi perangkat, dan pengidentifikasi (termasuk pengidentifikasi unik terhadap Produk Perusahaan Facebook yang dikaitkan dengan perangkat atau akun yang sama).

WhatsApp menyampaikan bahwa informasi yang dibagikan kepada Facebook mencakup informasi pendaftaran akun (seperti nomor telepon), data transaksi, informasi yang terkait dengan layanan, informasi mengenai cara berinteraksi dengan pengguna lain (termasuk bisnis) ketika menggunakan layanan.


Selain itu ada informasi perangkat seluler, alamat IP, dan mungkin termasuk informasi lain yang disebutkan di bagian 'Informasi yang Kami Kumpulkan' dalam Kebijakan Privasi, atau informasi yang didapatkan dengan pemberitahuan kepada pengguna, atau berdasarkan persetujuan pengguna.

Tak lama setelah kebijakan privasi baru itu muncul, sejumlah pengguna mengajak pengguna lain untuk pindah aplikasi perpesanan yang lebih aman. Misalnya, warganet mengajak pengguna WhatsApp untuk beralih ke Telegram.

Bahkan, CEO Tesla dan SpaceX, Elon Musk mengajak pengikutnya di Twitter untuk beralih dari WhatsApp ke aplikasi Signal.

Telegram dan Signal memang dikenal sebagai aplikasi yang tidak mengoleksi data pribadi pengguna. Telegram diketahui hanya mengumpulkan info kontak dan identitas pengguna.

Sedangkan Signal tidak ada data yang dikumpulkan. Signal hanya membutuhkan nomor ponsel untuk pendaftaran dan tidak menghubungkan nomor telepon itu ke identitas pengguna.

 

#ekbis

Index

Berita Lainnya

Index